BOD (Biological Oxygen Demand)
Biological Oxygen Demand (BOD) adalah suatu analisis empiris yang mencoba mendekati secara global proses mikrobiologis yang benar-benar terjadi di dalam air. Angka BOD adalah jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh bakteri untuk menguraikan (mengoksidasikan) hampir semua zat organis yang terlarut dan sebagian zat organis yang tersuspensi dalam air. Pemeriksaan BOD diperlukan untuk menentukan beban pencemaran akibat air buangan penduduk atau industri, dan untuk mendisain sistem pengolahan biologis bagi air yang tercemar tersebut. Penguraian zat organis adalah peristiwa alamiah. Apabila sesuatu badan air dicemari oleh zat organis, bakteri dapat menghabiskan oksigen terlarut dalam air selama proses oksidasi tersebut yang bisa mengakibatkan kematian ikan. Keadaan menjadi anaerobik dan dapat menimbulkan bau busuk pada air.
BOD merupakan salah satu indikator yang menyatakan dampak biologis dari jasad organik yang hidup di air, dan merupakan salah satu parameter kualitas air. Kajian mengenai parameter kualitas air telah banyak dilakukan, namun untuk parameter BOD belum banyak studi yang dilakukan khususnya menggunakan data citra Landsat.
pengujian BOD
PERALATAN DAN BAHAN
a. Peralatan
Peralatan yang digunakan terdiri atas:
1) Lemari pengeram KOB dengan
kisaran suhu -10 hingga 50ºC dan stabilkan pada suhu 20ºC pada saat pengukuran;
2) Botol KOB 300 mL;
3) Aerator;
4) Gelas ukur 1000 mL;
5) Gelas piala 2000 mL;
6) Peralatan untuk pengukuran
oksigen terlarut sesuai dengan SNI 06-6989.14.2004
b. Bahan
Bahan kimia yang berkualitas p.a dan bahan
lain yang digunakan pengukuran ini terdiri atas:
1) Larutan pengencer;
2) Larutan
natrium hidroksida (NaOH) 0,1 N;
3) Larutan asam
sulfat (H2SO4) 0,1 N;
4) Larutan
natrium sulfit (Na2SO3) 0,025 N.
III. DASAR TEORI
Kebutuhan oksigen biologi (BOD) didefinisikan sebagai banyaknya oksigen
yang diperlukan oleh organisme pada saat pemecahan bahan organik. Pada kondisi
aerobic, pemecahan bahan organik diartikan bahwa bahan organik ini digunakan
oleh organisme sebagai bahan makanan dan energinya diperoleh dari proses
oksidasi. Parameter BOD, secara umum banyak dipakai untuk menentukan tingkat
pencemaran air buangan. Sehingga makin banyak bahan organik dalam air, makin
besar BOD nya sedangkan DO akan makin rendah.
Air
yang bersih adalah yang BOD nya kurang dari 1 mg/l atau 1 ppm, jika BOD nya di
atas 4 ppm, air dikatakan tercemar.
Sesungguhnya
penentuan BOD merupakan suatu prosedur bioassay yang
menyangkut pengukuran banyaknya oksigen yang digunakan oleh organisme selama
organisme tersebut menguraikan bahan organik yang ada dalam suatu perairan,
pada kondisi yang harnpir sama dengan kondisi yang ada di alam.
Selama pemeriksaan BOD, contoh yang
diperiksa harus bebas dari udara luar untuk rnencegah kontaminasi dari oksigen
yang ada di udara bebas. Konsentrasi air buangan/sampel tersebut juga harus
berada pada suatu tingkat pencemaran tertentu, Hal ini untuk menjaga supaya
oksigen terlarut selalu ada selama pemeriksaan.
Hal ini
penting diperhatikan mengingat kelarutan oksigen dalam air terbatas dan hanya
berkisar ± 9 ppm pada suhu 20°C. Penguraian bahan organik secara biologis di
alam, melibatkan bermacam-macam organisme dan menyangkut reaksi oksidasi dengan
hasil akhir karbon dioksida (CO2) dan air (H2O).
Pemeriksaan BOD tersebut dianggap sebagai suatu prosedur oksidasi dimana
organisme hidup bertindak sebagai medium untuk menguraikan bahan organik
menjadi CO2 dan H2O.
Reaksi oksidasi selama pemeriksaan BOD merupakan hasil dari aktifitas biologis
dengan kecepatan reaksi yang berlangsung sangat dipengaruhi oleh jumlah
populasi dan suhu. Karenanya selama pemeriksaan BOD, suhu harus diusahakan
konstan pada 20°C yang merupakan suhu yang umum di alam. Secara teoritis, waktu
yang diperlukan untuk proses oksidasi yang sempurna sehingga bahan organik
terurai menjadi CO2dan H2O adalah tidak terbatas. Dalam prakteknya dilaboratoriurn,
biasanya berlangsung selama 5 hari dengan anggapan bahwa selama waktu itu
persentase reaksi cukup besar dari total BOD. Nilai BOD 5 hari merupakan bagian
dari total BOD dan nilai BOD 5 hari merupakan 70 – 80% dari nilai BOD total.
Penentuan waktu inkubasi adalah 5 hari, dapat mengurangi kemungkinan hasil
oksidasi ammonia (NH3) yang cukup tinggi. Sebagaimana diketahui
bahwa, ammonia sebagai hasil sampingan ini dapat dioksidasi menjadi nitrit dan
nitrat, sehingga dapat mempengaruhi hasil penentuan BOD. Reaksi kimia yang
dapat terjadi adalah :
2NH3 +
3O2 2NO2 - + 2H+ +
2H2O
2NO2 +
O2 2 NO3-
Oksidasi nitrogen anorganik ini memerlukan
oksigen terlarut, sehingga perlu diperhitungkan.
Dalam
praktek untuk penentuan BOD yang berdasarkan pada pemeriksaan oksigen terlarut
(DO), biasanya dilakukan
secara langsung atau dengan cara pengenceran. Prosedur secara umum adalah
menyesuaikan sampel pada suhu 20°C dan mengalirkan oksigen atau udara kedalam
air untuk memperbesar kadar oksigen terlarut dan mengurangi gas yang terlarut,
sehingga sampel mendekati kejenuhan oksigen terlarut. Dengan cara pengenceran
pengukuran BOD didasarkan atas kecepatan degradasi biokimia bahan organik yang
berbanding langsung dengan banyaknya zat yang tidak teroksidasi pada saat
tertentu. Kecepatan dimana oksigen yang digunakan dalam pengenceran sampel
berbanding lurus dengan persentase sampel yang ada dalam pengenceran dengan
anggaapan faktor lainnya adalah konstan. Sebagai contoh adalah 10 % pengenceran
akan menggunakan sepersepuluh dari kecepatan penggunaan sampel 100% (SAWYER
& MC CARTY, 1978). Dalam hal dilakukan pengenceran, kualitas aimya perlu
diperhatikan dan secara umum yang dipakai aquades yang telah mengalami
demineralisasi. Untuk analisis air laut, pengencer yang digunakan adalah standard sea
water (SSW). Derajat
keasaman (pH) air pengencer biasanya berkisar antara 6,5 – 8,5 dan untuk
menjaga agar pH-nya konstan bisa digunakan larutan penyangga (buffer) fosfat. Untuk menentukan BOD, terlebih
dahulu diukur DO nya (DO 0 hari), sementara sampel yang lainnya diinkubasi
selama 5 hari pada suhu 20°C, selanjutnya setelah 5 hari diukur DO nya (DO 5
hari). Kadar BOD ditentukan dengan rumus :
5 X [ kadar { DO(0
hari) - DO (5 hari) }] ppm
Selama penentuan oksigen terlarut, baik untuk
DO maupun BOD, diusahakan seminimal mungkin larutan sampai yang akan diperiksa
tidak berkontak dengan udara bebas. Khusus untuk penentuan BOD, sebaiknya
digunakan botol sampel BOD dengan volume 250 ml dan semua isinya dititrasi
secara langsung. Perhitungan kadar DO nya :
DO,ml/L = B/B -2 x 5,6
x 10 x N x V
Dimana :
B = volume botol sampel BOD = 250 ml
B – 2 = volume air dalam botol sampel setelah
ditambah 1 ml MnCl2 dan 1 ml NaOH-KI.
5,6 = konstanta yang sama dengan ml oksigen ~
1 mgrek tiosulfat
10 = volume K2Cr2O7 0,01 N yang ditambahkan
N = normalitas tiosulfat
V = volume tiosulfat yang dibutuhkan untuk
titrasi.
Berikut ini adalah tabel nilai DO dan BOD
untuk tingkat pencemaran perairan
Tingkat pencemaran
|
Parameter
|
|
DO (ppm)
|
BOD
|
|
Rendah
|
>5
|
0 – 10
|
Sedang
|
0 – 5
|
10 – 20
|
Tinggi
|
0
|
25
|
Tabel 1. Tingkat pencemaran perairan
berdasarkan nilai DO dan BOD
Sumber : WIROSARJONO (1974)
Berdasarkan PP no 82 tahun 2001 pasal 8
tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup, klasifikasi dan kriteria mutu air
ditetapkan menjadi 4 kelas yaitu:
Kelas 1 : yaitu air yang dapat digunakan untuk bahan
baku air minum atau peruntukan lainnya mempersyaratkan mutu air yang sama
Kelas 2 : air yang dapat digunakan untuk prasarana/ sarana
rekreasi air, budidaya ikan air tawar, peternakan, dan pertanian
Kelas 3 : air yang dapat digunakan untuk budidaya ikan
air tawar, peternakan dan pertanian
Kelas 4 : air yang dapat digunakan untuk mengairi
pertanaman/ pertanian
Beberapa parameter yang digunakan untuk
menentukan kualitas air diantaranya adalah :
-
|
DO (Dissolved Oxygen)
|
|
-
|
BOD (Biochemical Oxygen Demand)
|
|
-
|
COD (Chemical Oxygen Demad), dan
|
|
-
|
Jumlah total Zat terlarut
|
IV. PERSIAPAN DAN
PENGUKURAN
a. Persiapan
Contoh/sampel
1) Sample yang
bersifat asam atau basa harus dinetralkan sampai pada pH 7,0 ± 0,1 dengan
menggunakan asam atau basa.
2) Sampel yang
diduga mengandung sisa klor aktip (yang dapat menghalangi proses mikrobiologi)
harus ditentukan konsentrasi klor aktipnya. Per mol klor aktip yang dikandung
sampel, dibutuhkan satu mol zat pereaksi seperti Na2SO3
3) Sampel yang
diduga mengandung zat beracun.
4) Sampel yang
mengandung oksigen melebihi kejenuhannya (terlalu jenuh), misalnya lenih dari 9
mg O2 /
l pada 20ºC, perlu diturunkan kadar oksigennya dengan cara pengocokan. Keadaan
tersebut dapat terjadi pada sampel yang ditumbuhi ganggang.
5) Pengenceran
sampel:
Oleh karena jumlah oksegen dalam botol
terbatas, maksimum 9 mg/L tersedia, dan sebaiknya oksigen terlarut pada masa
akhir masa inkubasi antara 3-6 mg O2/L, maka sampel perlu
diencerkan.
b. Cara
Pengukuran
Pengukuran kadar KOB/BOD dengan tahapan
sebagai berikut:
a. Mengambil sampel air
sebanyak 500 mL diencerkan di beaker glass dengan air suling yang sudah
diaerasi selama 2 jam sehihingga volumenya menjadi 2000 mL.
b. Membagi sample menjadi 6 botol
winkler dan botol winkler diberi nama. Misalnya BOD hari ke 0, BOD hari ke 1
dan seterusnya sampai hari ke 5.
c. Menambahkan 1 ml MnSO4 dan 1 ml alkali iodide azida ke dalam botol
winkler BOD hari ke 0, sementara itu ke 5 botol winkler lainnya dimasukkan ke
dalam inkubator.
d. Menutup botol winkler BOD hari
ke 0 dan menghomogenkan hingga terbentuk gumpalan yang sempurna.
e. Membiarkan gumpalan
mengendap 5 menit sampai 10 menit.
f. Menambahkan 5 ml H2SO4 pekat, menutup dan menghomogenkan hingga
endapan larut
sempurna.
g. Mengambil 50 ml sampel dengan
pipet dan memasukkannya ke dalam Erlenmeyer 150 ml
h. Meneteskan indikator amilum/ kanji
berwarna biru kemudian menitrasi sampel dengan Na2SO3 sampai warna biru tepat hilang dan mencatan
volume Na2SO3 yang terpakai.
i. Botol winkler
selanjutnya diukur nilai DO nya seperti tahapan d-h.
analisis BOD dapat dilihat di SNI 6989.72-2009 yaa
BalasHapus